Breaking News

Selasa, 02 Desember 2014

CABUT SUBSIDI BBM = MENZOLIMI RAKYAT




Assalamu’alaikum Wr.Wb.!
Hidup MAHAsiswa…!!!
Penolakan kebijakan pencabutan subsidi rakyat (BBM) yang kami lakukan (LMND Bengkalis) bukanlah tidak beralasan namun cukup beralandasan yang fundamental dengan memperhatikan terkait BBM merupakan kebutuhan hajat hidup orang banyak dan terkait kedaulatan Nasional.

Pemerintahan Jokowi-JK telah menaikkan harga BBM pada tanggal 18 November yang lalu dengan alasan subsidi untuk BBM terlalu membebani anggaran belanja Negara dan subsidi BBM tidak tepat sasaran.

Pakar ekonom Ichsanuddin Noorsy, beliau  berpendapat jika harga BBM subsidi dinaikkan 3.000/liter maka penambahan presentease masyarakat miskin menjadi 1, 23 % atau sekitar 4,5 sampai 4,8 juta jiwa masyarakat miskin.

Kemudian menurut pemerintah, anggaran subsidi BBM  80% justru dinikmati oleh kelas menengah dan orang kaya. Namun, kami meragukan akurasi data tersebut. Kalaupun benar, pemerintah tidak seharusnya membuat kebijakan yang mengorbankan pembeli BBM dari kalangan menegah kebawah. Seharusnya pemerintah memperbaiki mekanisme distribusi BBM agar tepat sasaran.

Tetapi subsidi BBM tidak bisa dilihat hanya dari segi sebagai bahan bakar transportasi. Lebih dari itu, BBM juga menyangkut kegiatan sektor produksi rakyat, seperti: pertanian, nelayan, industri rumah tangga, dan lain-lain. Kalau BBM dinaikkan biaya produksi sektor tersebut akan ikut naik, dan bisa mematikan sektor produksi rakyat.

Kenaikan harga BBM juga berpengaruh ke sektor industri. Ini akan memacu kenaikan biaya produksi. Dan, bagi pengusaha, supaya margin  keuntungan tetap terjaga, pilihannya: menaikkan harga barang hasil produksi atau memangkas upah pekerja.

Indonesia kaya energi. Masalahnya sumber-sumber energi kita dikuasai oleh asing: sekitar85-90% ladang minyak kita dikuasai perusahaan asing90% produksi gas kita dikuasai oleh 6 perusahaan asing, dan sekitar 70% produksi batubara kita dikuasai asing.

Selain itu kenaikan harga BBM hanyalah kedok pemerintah untuk mendorong liberalisasi di sektor hilir. Untuk diketahui subsidi BBM mengganggu mekanisme pasar penjualan BBM. Sehingga korporasi SPBU asing sulit berkompetisi di dalam negeri. Kalau harga BBM jadi dinaikkan oleh Pemerintah, SPBU asing akan berlomba-lomba masuk ke dalam pasar Indonesia seperti Shell (Belanda), Patronas (Malaysia), dan Total E & P (Perancis) dan kini saluran pengisian bahan bakar umum (SPBU) milik ketiga perusahaan asing itu telah ‘bertebaran’ di wilayah Jabodetabek, dan akan merambah ke kota-kota lainnya di Jawa dan Bali.

Namun, bukan hanya ketiga perusahaan itu yang akan ‘bermain’ dalam bisnis hilir migas Indonesia.  Pasca pemberlakuan UU Migas No.22/2001 telah  ada sekitar  105 perusahaan migas asing yang memperoleh izin mendirikan SPBU. Masing-masing perusahaan diberi ‘jatah’ membangun sekitar 20 ribu SPBU di seluruh Indonesia.

Jadi, jelaslah bila kebijakan kenaikan harga BBM  adalah ‘pesanan’ pihak asing yang ingin mendominasi bisnis ritel BBM di Indonesia. Alasan  ‘mulia’ dibalik kebijakan ini, seperti penghematan anggaran  tampak tak lebih dari penyesatan belaka, karena APBN justru lebih terbebani oleh utang Negara dan biaya rutin Pemerintah.

Berdasarkan ‘kesesatan-kesesatan’ tersebut, maka kebijakan kenaikan harga BBM sebagai bagian dari upaya  liberalisasi hilir migas ini harus ditolak. Kebijakan ini hanyalah ‘lampu hijau’ bagi pihak asing untuk meraup keuntungan dari industri migas nasional.

Untuk itu kami LMND Bengkalis menyatakan :
1.      Menolak kenaikan harga BBM yang menyengsarakan rakyat.
2.      Hentikan Libralisasi minyak dari hulu ke hilir yang menghilangkan pendapatan Negara.
3.      Cabut Undang-Undang Migas No. 22 Tahun 2001 yang membuka pintu kepada swasta khususnya asing untuk menguasai dan mengambil keuntungan dari pengelolaan migas.
4.      Laksanakan Pasal 33 UUD 1945 agar terwujutnya kesejahteraan sosial rakyat Indonesia. 
5.      Mengecam tindakan Represif pihak Kepolisian kepada rakyat yang telah mengakibatkan jatuhnya korban kawan kami Almarhum M. Arif (terlindas Mobil Water Canon Polisi) di Makasar ketika melakukan unjuk rasa menolak kebijakan mencabut subsidi rakyat..

Bengkalis, 03 Desember 2014

Hormat Kami;
Koordinator Aksi



MIRZAL APRILIANDO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By LMND BENGKALIS